Kitab Karya Ulama Indonesia Dibajak di Timur tengah
Meski pembajakan karya intelektual tidak dibenarkan, namun Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Muchith Muzadi (Mbah Muchit) justru menyatakan bangga ada kitab karangan ulama Nusantara yang dibajak oleh penerbit Timur Tengah dan dipasarkan masyarakat di sana.
“Ada kitab yang dikarang oleh ulama kita dari Jawa, Indonesia, kog dibajak oleh orang Arab. Saya malah merasa bangga,” katanya di Depok, Jum’at (17/7), terkait kasus pembajakan kitab Sirajut Thalibin karya Syeh Ihsan Dahlan, Kediri, oleh penerbit Darul Kutub Al-Ilmiyah, Beirut, Lebanon.
Seperti diberitakan, kitab ini dibajak oleh penerbit Darul Kutub Al-Ilmiyah Beirut. Nama pengarangnya diganti Syekh Ahmad Zaini Dahlan Al-Hasani Al-Hasyimi (wafat 1941), dan sambutan Syekh KH Hasyim Asy’ary dalam kitab asalnya dibuang.
Mbah Muchith sendiri sebagai salah seorang murid KH Hasyim Asy’ari mengaku belum sempat belajar kepada Syeh Ihsan Dahlan atau lebih dikenal dengan Syeh Ihsan Jampes yang meninggal pada 1952.
“Saya tahu bahwa waktu itu ada ulama yang alim, Kiai Ihsan Jampes, tapi saya belum sempat bertemu dengan beliau,” katanya sambil membaca pengantar KH Hasyim Asy’ari dalam Kitab Sirajut Thalibin asli yang diterbitkan oleh Darul Fiqr yang juga berada di Beirut.
Menurut Kiai Muchit, kitab Sirajut Thalibin dua jilid yang merupakan syarah atau penjabaran dari kitab Minhajul Abidin karya Imam Ghazali merupakan salah satu bukti kebesaran ulama Nusantara.
Ditambahkannya, selain Syekh Ihsan, banyak ulama Nusantara yang karya-karya mereka menjadi rujukan umat Islam seluruh dunia, seperti Syekh Nawawi Al-Bantani, Syekh Sulaiman Ar-Rasuli, dan Syekh Arsyad Al-Banjari. (nam)
Senin, 26 Januari 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar